Nampaknya, setiap diri kita suka dengan yang namanya kebersihan. Meskipun pada kenyataannya, hal sederhana tersebut terkadang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Di kala rutinitas keseharian dan pekerjaan bertambah dan memerlukan waktu yang lebih untuk diselesaikan, urusan bersih-bersih terkadang tidak lagi menjadi perhatian.
Alhasil, kondisi ruangan atau bahkan rumah tempat tinggal tidak hanya berantakan namun juga terkadang menjadi kotor dan tidak indah untuk dilihat mata.
Pada banyak hal, terkadang kotor juga berarti bahwa akan adanya sumber atau sarang baru bagi virus atau bakteri yang menyebabkan sakit. Pada tahap ini, saya rasa pantas untuk dikatakan bahwa membuat jadwal khusus untuk bersih-bersih.
Saya biasanya melakukannya seminggu sekali ketika akhir pekan. Jika bukan di hari sabtu, biasanya ya hari minggu karena tidak adanya jadwal untuk bekerja alias libur. Sayangnya, hal tersebut kerap terlewatkan. Meskipun hari libur, ada saja rasa malas untuk tidak beranjak dari tempat tidur dan membersihkan kamar.
Hingga akhirnya, terkadang saya harus melakukannya di akhir hari minggu bahkan juga di hari senin itu sendiri.
Urusan bersih-bersih ini memang terlihat sepele bahkan sangat mudah sekali untuk dilakukan. Kelihatannya memang semudah itu. Untuk membersihkan kamar sendiri saja sebenarnya hanya sebatas mengatur barang-barang yang berserakan bukan pada tempatnya, menyapu lantai dan membersihkan debu di jendela dan pintu dan mengepel lantai. Selebihnya, tinggal menyemprot ruangan saja dengan pewangi ruangan.
Kalaupun ada tambahannya, paling sebatas menyikat dan membersihkan kamar mandi. Itu saja. Intinya apa yang harus dilakukan sudah saya ketahui sendiri dan bagaimana melakukannya pun tidak memerlukan pikiran yang dalam atau bahkan sampai mencari panduan.
Namun, tetap saja bahwa bersih-bersih itu kok rasanya tidak semudah pikiran saya awalnya. Padahal untuk melakukannya pun paling lama mungkin sekitar 1 setengah jam. Paling lama ya 2 jam, itu pun sangat jarang sekali.
Saya kemudian berpikir bahwa komitmen saya terhadap hal sesederhana ini nampaknya masihlah sangat kecil. Saya tidak benar-benar serius memikirkannya. Dan yang menurut saya yang bisa menjadi solusinya adalah adanya jadwal bersih-bersih yang harus saya tepati.
Ketika memikirkan mengenai jadwal tersebut, memang terkesan remeh dan terlalu mengada-ada, bahkan tak perlu ada drama seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi, bagaimana pun saya mengingat bahwa akhir pekan adalah waktu dimana bisa diisi dengan merapikan kamar, justru malah sering tidak terjadi.
Ok. Saya akui juga bahwa sepertinya saya memanglah orang yang malas dan tidak seharusnya saya berperilaku demikian. Dan dengan adanya jadwal tersebut, mungkin saya juga bisa sedikit untuk semakin berkomitmen dan mengurangi rasa malas secara perlahan.
Padahal jika dipikir kembali, bertahun-tahun saya hidup, hal ini sebenarnya sudah menjadi salah satu bagian dari kebiasaan saya. Yang saya maksud adalah, saya sering bersih-bersih rumah maupun kamar. Namun, kenapa sekarang malah saya seolah menjadi malas dan tidak peduli?
Disisi lain, jika saya menanyakan diri saya sendiri mengenai suka tidaknya bermalam di kamar da diatas kasur yang bersih dan wangi, maka sudah jelas bahwa jawabannya adalah saya setuju dengan hal tersebut. Disisi lain, saya malah tidak ingin sedikit meluangkan waktu untuk mewujudkannya.
Tapi, mudah-mudahan dengan saya membuat jadwal bersih-bersih ini, akan ada sedikit perubahan kearah yang positif dan juga berguna bagi hidup saya. Siapa tahu dengan itu, saya bisa pula merubah bagian lain dalam diri saya untuk menjadi lebih baik lagi.
Ada saran buat saya mengenai bersih-bersih kamar atau rumah? Beritahu saya langsung di komentar di bawah ya.
Alhasil, kondisi ruangan atau bahkan rumah tempat tinggal tidak hanya berantakan namun juga terkadang menjadi kotor dan tidak indah untuk dilihat mata.
Pada banyak hal, terkadang kotor juga berarti bahwa akan adanya sumber atau sarang baru bagi virus atau bakteri yang menyebabkan sakit. Pada tahap ini, saya rasa pantas untuk dikatakan bahwa membuat jadwal khusus untuk bersih-bersih.
Saya biasanya melakukannya seminggu sekali ketika akhir pekan. Jika bukan di hari sabtu, biasanya ya hari minggu karena tidak adanya jadwal untuk bekerja alias libur. Sayangnya, hal tersebut kerap terlewatkan. Meskipun hari libur, ada saja rasa malas untuk tidak beranjak dari tempat tidur dan membersihkan kamar.
Hingga akhirnya, terkadang saya harus melakukannya di akhir hari minggu bahkan juga di hari senin itu sendiri.
Urusan bersih-bersih ini memang terlihat sepele bahkan sangat mudah sekali untuk dilakukan. Kelihatannya memang semudah itu. Untuk membersihkan kamar sendiri saja sebenarnya hanya sebatas mengatur barang-barang yang berserakan bukan pada tempatnya, menyapu lantai dan membersihkan debu di jendela dan pintu dan mengepel lantai. Selebihnya, tinggal menyemprot ruangan saja dengan pewangi ruangan.
Kalaupun ada tambahannya, paling sebatas menyikat dan membersihkan kamar mandi. Itu saja. Intinya apa yang harus dilakukan sudah saya ketahui sendiri dan bagaimana melakukannya pun tidak memerlukan pikiran yang dalam atau bahkan sampai mencari panduan.
Namun, tetap saja bahwa bersih-bersih itu kok rasanya tidak semudah pikiran saya awalnya. Padahal untuk melakukannya pun paling lama mungkin sekitar 1 setengah jam. Paling lama ya 2 jam, itu pun sangat jarang sekali.
Saya kemudian berpikir bahwa komitmen saya terhadap hal sesederhana ini nampaknya masihlah sangat kecil. Saya tidak benar-benar serius memikirkannya. Dan yang menurut saya yang bisa menjadi solusinya adalah adanya jadwal bersih-bersih yang harus saya tepati.
Ketika memikirkan mengenai jadwal tersebut, memang terkesan remeh dan terlalu mengada-ada, bahkan tak perlu ada drama seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi, bagaimana pun saya mengingat bahwa akhir pekan adalah waktu dimana bisa diisi dengan merapikan kamar, justru malah sering tidak terjadi.
Ok. Saya akui juga bahwa sepertinya saya memanglah orang yang malas dan tidak seharusnya saya berperilaku demikian. Dan dengan adanya jadwal tersebut, mungkin saya juga bisa sedikit untuk semakin berkomitmen dan mengurangi rasa malas secara perlahan.
Padahal jika dipikir kembali, bertahun-tahun saya hidup, hal ini sebenarnya sudah menjadi salah satu bagian dari kebiasaan saya. Yang saya maksud adalah, saya sering bersih-bersih rumah maupun kamar. Namun, kenapa sekarang malah saya seolah menjadi malas dan tidak peduli?
Disisi lain, jika saya menanyakan diri saya sendiri mengenai suka tidaknya bermalam di kamar da diatas kasur yang bersih dan wangi, maka sudah jelas bahwa jawabannya adalah saya setuju dengan hal tersebut. Disisi lain, saya malah tidak ingin sedikit meluangkan waktu untuk mewujudkannya.
Tapi, mudah-mudahan dengan saya membuat jadwal bersih-bersih ini, akan ada sedikit perubahan kearah yang positif dan juga berguna bagi hidup saya. Siapa tahu dengan itu, saya bisa pula merubah bagian lain dalam diri saya untuk menjadi lebih baik lagi.
Ada saran buat saya mengenai bersih-bersih kamar atau rumah? Beritahu saya langsung di komentar di bawah ya.
Komentar
Posting Komentar