Tidak lama setelah saya membuat blog ini, saya kemudian mengajak kenalan saya untuk juga melakukan hal yang sama.
Bahkan, sebelum artikel pertama saya selesai dituliskan yang waktu itu sebenarnya baru 1 paragraf, dengan berani-beraninya saya menyarankan teman saya untuk juga memiliki blog dan mulai menulis.
Respon pertama yang saya dapatkan tentunya adalah kebingungan. Ia sendiri sepertinya tidak tahu mengenai apa itu blog. Namun meskipun dengan pengmetahuan yang sangatlah sedikit ini, saya tetap menjelaskannya sebagaimana informasi yang pernah saya baca dan dapatkan.
Akhirnya, dengan alat yang tidak begitu canggih seperti hp meskipun sudah mendukung koneksi internet, ia memutuskan untuk juga membuat blog dengan catatan bahwa saya juga akan mengajarinya. Termasuk mengajarinya untuk menulis.
Anda lihat? Orang baru di dunia internet seperti saya mengajari orang lain hanya karena saya memiliki pengetahuan yang sedikit.
Bagi saya, hal ini wajar. Yang tidak wajar itu ya sok mengajari orang yang pengetahuan dan pengalamannya melebihi kita sendiri. Mungkin itu yang namanya tidak tahu diri kali ya?!?!
Tidak berselang lama, beberapa menit kemudian, terbitlah 1 blog baru lagi yang juga masih gratisan seperti blog ini dengan platform yang sama yaitu Blogspot atau Blogger.
Setelah itu, tentu saja ia akan mendapatkan kebingungan baru karena ini merupakan hal yang juga sangat baru baginya.
Ia bahkan mulai aktif menanyakan bagaimana cara menggunakan alat menulis di blog dan beberapa kebingungan lainnya terkait hal-hal teknis yang sangat asing bagi dia. Tentu saja saya sebisa mungkin mengajarkannya lagi karena sudah menjadi bagian penting yang saya janjikan untuk belajar sama-sama jika menemui suatu kendala.
Namun, setelah hal-hal teknis tidak ia tanyakan lagi, persoalan baru muncul lagi yang saya percaya sebagai persoalan utama mengelola blog. Yaitu mau menulis apa dan bagaimana cara menuliskan atau merangkai kata per kata hingga menjadi kalimat dan selanjutnya menjadi paragraf hingga hadirlah sebuah artikel baru yang siap untuk dipublikasikan.
Menurut saya, hal ini bukanlah hal yang baru. Saya juga ketika pertama kali membuat blog, saya dilanda persoalan yang sama yaitu bingung mau menulis apa.
Namanya juga belum terbiasa, jadi hal itu menjadi wajar untuk ditanyakan oleh kami sebagai blogger baru.
Akhirnya, saya memperlihatkan artikel pertama saya di blog ini yang benar-benar belum selesai saya tulis sembari menyampaikan untuk tidak terlalu pusing mau mempublikasikan artikel seperti apa. Pokoknya saya menyarankan untuk menulis saja apa yang ia kehendaki dan yang akan membuatnya nyaman karena hal itu akan membuat kita semakin mudah untuk menulis.
Saya bahkan menyarankan bahwa artikel pertama menulis saja mengenai informasi perkenalan tentang dirinya sendiri.
Namanya juga blog baru, jadi ya perkenalkan diri saja dulu dan jelaskan kenapa menulis di blog seperti yang saya lakukan. Tidak peduli hanya akan ada berapa paragraf yang bisa ia ketikkan, yang penting ia mulai menulis.
Sesekali, saya juga menyarankan untuk menuliskan pengalaman hidupnya, kesehariannya hingga pengalaman kerjanya dimana saat ini ia bekerja di salah satu hotel. Karena saya juga bingung akan fokus menulis apa di blog ini, jadi ya akhirnya saya juga memutuskan untuk menulis secara acak saja mengenai topik yang akan dibahas.
Karena sejak awal saya memang hanya fokus ke bagaimana saya akan berbagi pengalaman hidup dan juga pemikiran saya sendiri tentang sesuatu yang saya anggap akan bermanfaat. Maka, konten dari berbagai topik memang akan sering ditemui yang menjadi sajian informasi dalam blog ini.
Hingga tulisan ini hampir selesai saya ketikkan, saya memeriksa kembali apakah blog teman saya tadi sudah mempublikasikan tulisannya atau tidak. Dan ternyata belum ada satupun artikel yang ada di blog yang baru kami buat tersebut.
Tapi setidaknya, saya bersyukur sudah bisa membantunya membuatkan blog. Untuk kedepannya, semoga kami bisa sama-sama belajar untuk menulis dan berbagi pengalaman melalui tulisan. Terima kasih sudah membaca pengalaman saya ini.
Bahkan, sebelum artikel pertama saya selesai dituliskan yang waktu itu sebenarnya baru 1 paragraf, dengan berani-beraninya saya menyarankan teman saya untuk juga memiliki blog dan mulai menulis.
Respon pertama yang saya dapatkan tentunya adalah kebingungan. Ia sendiri sepertinya tidak tahu mengenai apa itu blog. Namun meskipun dengan pengmetahuan yang sangatlah sedikit ini, saya tetap menjelaskannya sebagaimana informasi yang pernah saya baca dan dapatkan.
Akhirnya, dengan alat yang tidak begitu canggih seperti hp meskipun sudah mendukung koneksi internet, ia memutuskan untuk juga membuat blog dengan catatan bahwa saya juga akan mengajarinya. Termasuk mengajarinya untuk menulis.
Anda lihat? Orang baru di dunia internet seperti saya mengajari orang lain hanya karena saya memiliki pengetahuan yang sedikit.
Bagi saya, hal ini wajar. Yang tidak wajar itu ya sok mengajari orang yang pengetahuan dan pengalamannya melebihi kita sendiri. Mungkin itu yang namanya tidak tahu diri kali ya?!?!
Tidak berselang lama, beberapa menit kemudian, terbitlah 1 blog baru lagi yang juga masih gratisan seperti blog ini dengan platform yang sama yaitu Blogspot atau Blogger.
Setelah itu, tentu saja ia akan mendapatkan kebingungan baru karena ini merupakan hal yang juga sangat baru baginya.
Ia bahkan mulai aktif menanyakan bagaimana cara menggunakan alat menulis di blog dan beberapa kebingungan lainnya terkait hal-hal teknis yang sangat asing bagi dia. Tentu saja saya sebisa mungkin mengajarkannya lagi karena sudah menjadi bagian penting yang saya janjikan untuk belajar sama-sama jika menemui suatu kendala.
Namun, setelah hal-hal teknis tidak ia tanyakan lagi, persoalan baru muncul lagi yang saya percaya sebagai persoalan utama mengelola blog. Yaitu mau menulis apa dan bagaimana cara menuliskan atau merangkai kata per kata hingga menjadi kalimat dan selanjutnya menjadi paragraf hingga hadirlah sebuah artikel baru yang siap untuk dipublikasikan.
Menurut saya, hal ini bukanlah hal yang baru. Saya juga ketika pertama kali membuat blog, saya dilanda persoalan yang sama yaitu bingung mau menulis apa.
Namanya juga belum terbiasa, jadi hal itu menjadi wajar untuk ditanyakan oleh kami sebagai blogger baru.
Akhirnya, saya memperlihatkan artikel pertama saya di blog ini yang benar-benar belum selesai saya tulis sembari menyampaikan untuk tidak terlalu pusing mau mempublikasikan artikel seperti apa. Pokoknya saya menyarankan untuk menulis saja apa yang ia kehendaki dan yang akan membuatnya nyaman karena hal itu akan membuat kita semakin mudah untuk menulis.
Saya bahkan menyarankan bahwa artikel pertama menulis saja mengenai informasi perkenalan tentang dirinya sendiri.
Namanya juga blog baru, jadi ya perkenalkan diri saja dulu dan jelaskan kenapa menulis di blog seperti yang saya lakukan. Tidak peduli hanya akan ada berapa paragraf yang bisa ia ketikkan, yang penting ia mulai menulis.
Sesekali, saya juga menyarankan untuk menuliskan pengalaman hidupnya, kesehariannya hingga pengalaman kerjanya dimana saat ini ia bekerja di salah satu hotel. Karena saya juga bingung akan fokus menulis apa di blog ini, jadi ya akhirnya saya juga memutuskan untuk menulis secara acak saja mengenai topik yang akan dibahas.
Karena sejak awal saya memang hanya fokus ke bagaimana saya akan berbagi pengalaman hidup dan juga pemikiran saya sendiri tentang sesuatu yang saya anggap akan bermanfaat. Maka, konten dari berbagai topik memang akan sering ditemui yang menjadi sajian informasi dalam blog ini.
Hingga tulisan ini hampir selesai saya ketikkan, saya memeriksa kembali apakah blog teman saya tadi sudah mempublikasikan tulisannya atau tidak. Dan ternyata belum ada satupun artikel yang ada di blog yang baru kami buat tersebut.
Tapi setidaknya, saya bersyukur sudah bisa membantunya membuatkan blog. Untuk kedepannya, semoga kami bisa sama-sama belajar untuk menulis dan berbagi pengalaman melalui tulisan. Terima kasih sudah membaca pengalaman saya ini.
Komentar
Posting Komentar